Rabu, 13 Oktober 2010

KEJAHATAN MEMBAWA MANFAAT

By. Mega

“Huft.....!!!
 panasnya hari ini, kenapa kakak tidak menjemput aku ya...??? aduh kak, kamu kemana sih........??? gumam ku dalam hati sambil melanjutkan perjalanan menuju rumah.
Dalam perjalanan aku bertemu tante Lena, tetanggaku.
“Assalamu’alaikum tante.....!!!”, sapaku. Dia langsung menoleh kearah ku dan menatap dengan wajah  cemberut, lalu ia langsung masuk kerumahnya. Aku yang menyaksikannnya jadi bertanya-tanya,
“Tante Lena kenapa ya.....???”, gumamku dalam hati.
“Oh.....!!!”
 Aku tau, mungkin saja tante Lena lagi ada masalah jadi bawaannya begitu, gumamku sambil tidak menghiraukannya dan melanjutkan perjalanan kerumah.
“huft...!!! Akhirnya sampai juga di rumah.
“Tok...tok...tok....!!! Assalamu’alaikum.. Ibu aku pulang, bukain pintu donk bu...!!!
“Iya, tunggu sebentar....!!! , ucap ibu  dan langsung membukakan pintu. aku pun mencium tangan ibu dan cerita,

Minggu, 10 Oktober 2010

Belajar dari Sebuah Jam

TERJADI dialog antara pembuat jam dengan jam yang sedang dibuatnya. Pembuat jam berkata, “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak sebanyak 31.536.000 (Tiga puluh satu juta lima ratus tiga puluh enam ribu) kali dalam setahun?”, jam itu tersentak, “Enggak mungkinlah saya berdetak sebanyak itu!?”

“Baiklah, bagaimana kalau 86.400 (delapan puluh enam ribu empat ratus) kali dalam sehari?” tawar pembuat jam.

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang kecil-kecil begini?” jawab jam penuh keraguan.

“Kalau begitu cukup berdetak 3.600 (tiga ribu enam ratus) kali dalam satu jam, pasti kamu sanggup!” pinta si pembuat jam lagi.

“Sepertinya saya masih belum sanggup berdetak sebanyak itu dalam sejam.” Jam masih saja bimbang dengan kemampuannya.

Akhirnya si pembuat jam berkata, “Sudahlah, sanggupkah kamu berdetak satu kali saja setiap detik?” Jam itu sontak menjawab, “Naah, kalau cuma sekali sedetik sih aku sanggup, kapan aku mulai bekerja?”. “Sekarang!”, seru pembuat jam.

Setelah selesai dibuat, jam itu pun berdetak satu kali setiap detik. Lalu berdetak terus sampai 3.600 kali dalan satu jam. Berlanjut lagi sampai 86.400 kali dalam sehari. Dan tanpa terasa jam itu telah berdetak 31.536.000 kali dalam setahun.

Hikmah dan Pelajaran
Belajar dari jam, kadangkala kita ragu terhadap tugas dan pekerjaan yang kita anggap terlalu berat untuk dilakukan, padahal kita belum mencobanya. Karena itu jangan pernah berkata ‘tidak bisa’ terhadap setiap pekerjaan yang kita anggap berat dan sulit. Sebenarnya kita hanya butuh keberanian untuk mencoba, selanjutnya semua berjalan dan mengalir seperti air.

Banyak gagasan dan pekerjaan besar yang terasa berat untuk dimulai. Maka cobalah memulai dari hal yang kecil dan ringan. Kemudian mulailah membangun sistem dan mekanisme kerja yang baik agar segala sesuatunya berjalan dengan maksimal dan agar keberhasilan itu juga berguna bagi orang-orang di sekitar kita.

Semoga Bermanfaat!
http://sentramuslim.com/kisah-inspiratif/belajar-dari-sebuah-jam/

Kisah Dua Tukang Sol

 by Rahmat Mr. Power

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan. 

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.
Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”
Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut. 

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”
Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,
“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”
“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.
“Abang yakin?”
“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.
“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.
“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.
“Apa kabar mang Udin?”
“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.
Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,
“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”
“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.
Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”
Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

http://www.motivasi-islami.com/kisah-dua-tukang-sol/

Sabtu, 09 Oktober 2010

Pengalaman Pembelian Produk dan Pengaruh Kelompok Acuan

            Sahabatku, sekarang aku mau share tentang mata kuliah yang sedanga kupelajari yaitu Prilaku Konsumen. Aku akan berbagi tentang pengaruh kelompok acuan yang merupakan bagian dari prilaku konsumen. Oleh karena itu, kita perlu mendefenisikan apa itu prilaku konsumen.

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi :
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.

Rabu, 06 Oktober 2010

_Syurga di bawah telapak kaki Ibu_

By. Suci Rahmadini
1 Oktober 2010

Tik..tik.. Bunyi jam dinding, dan sunyinya malam... Tp, mata ini gak mau dipejamkan. Gak tau kenapa ini terjadi. Akhirx aq mencet tuts hp tuk facebookan. Diantara kesibukan facebookan, aku melihat status teman. Yang isinya tentang ibu, aku jadi teringat ibu di rumah. Aku jadi ingat belaiannya, kasih sayangnya,

Aku jadi ingat, ibu menjadi sahabat bagi aku. Beliau pelipur laraku, sungguh banyak pengorbanan yang beliau berikan padaku, adek2ku, dan buat keluarga. Beliau rela untuk menahan selera beliau, ibu rela gak makan asalkan anaknya bisa makan, beliau rela kakinya bengkak karna sering jalan, beliau rela kedinginan oleh hembusan angin malam. Itu beliau lakukan untuk keluarganya, buat aku, buat adek2ku.

Mungkin goresan ini gak berarti dan tidak cukup untuk melukiskan semua pengorbanannya. Tanpa terasa air mata ini jatuh, apalagi sambil mendengar lagu "BUNDA",

Ibu, aku tau engkau tidak bisa untuk membuat nada2 buat kami. Tp, semuanya sudah lebih dari nada. Ibu, aku beruntung telah dianugerahkan oleh Allah buat aku. Kasihmu sungguh gak bisa ku balas, tapi aku berusaha. Aku akan berusaha untuk membahagiakanmu. Aku akan jadi anak yang saleh, anak yang bisa kau banggakan.

Aku bahagia ibu, aku seneng. Kau selalu mendukung aku, kau selalu support aku. Kata2 yang engkau keluarkan sungguh sejuk. Dikala aku sedih, engkau selalu menghibur, dikala aku ikutan kajian engkau dukung aku (padahal para ortu takut anaknya ikutan aliran sesat) tapi engkau mau mendengar penjelasanku. Kerinduan ini semakin hari semakin bertambah. Apalagi ketika ku mendekatkan diri pada Allah, aku tambah sayang engkau.

Aku gak bakalan menyia-nyiakan engkau, aku gak mau jadi anak durhaka. Aku mau menjadikan kalau "Syurga itu d bawah telapak kaki ibu", aku ingin pahala dr Allah, dan memberikannya pada engkau.
Ibu, biar Allah yang membalas semua kebaikanmu. Aku akan menyerahkannya pada Allah..

***** Semoga aku bisa jadi anak yg berguna dan senantiasa bersyukur. Aku akan selalu menantikan kejayaan Islam, agar mengobati kepedihan ibu dan kaum muslimin... Amiin ***** (bahan renungan)

Jadi Ingaat Ibu... :(

Jumat, 01 Oktober 2010

Hikmah di Balik Peristiwa

By. Suci Rahmadini
07 Desember 2009

Sahabatku, aku pengen share tentang peristiwa kira-kira +- 1 tahun yang lalu. Begini ceritanya, semoga bermanfaat.
Kokok ayam pagi telah membangunkanku dari tidur, dan saatnya untuk bangkit dan beranjak dari kasur nan empuk (padahal mah keras..he..). Aku harus siap2 untuk pergi aksi. Kami berangkat menggunakan bis dan harus berangkat jam 05.30 teng. Aku bergegas pergi, coz dah disamperin juga oleh MSRFHq. Padahal perutku dh keroncongan dari semalam minta diisi. Warung pada belum buka lagi, duh gimana ya? Aku gak mau pusing lagi waktu aksi. Aha, msrfh yang baek. Dy bilang, "y udah dek, berangkat aja aku bawa nasi ma rendang kok" cihuyy, fikirku.

Dan aku pun berangkat dari kosan, tapi aku sedih karna teman2 yang ada disekitarku pada gak mau diajak. Mereka menolak dengan berbagai macam alasan (duh, sabar). Dalam perjalanan menuju tempat berkumpul, memang belum ada yang buka. Duh, perut2..:(.. Akhirnya aku pun nyampe di PP, tempat janjian kumpul. Ternyata teman-teman dah banyak yang datang, senengnya. Dan aku seneng ada mb Eva, hehe dan yang lebih senengnya ada yang jualan. Martabak lagi, (gubrak, dikirain seneng knp. Hiihihi...) aku dan temenku mau beli martabak dan minta izin ke mb De2. Tp, aku lupa belum bawa kertas dan spanduk. Aku kirain udah ada yang bawa (aduh, benar2 ceroboh aku ini). Malamnya aku benar2 tepar, sehingga gak bisa mastiin ke Bgnd. Yah, terjadi misscom lg. Akhirnya aku berlari-lari balik ke kosan. Akupun mengambil kertas yang telah kupersiapkan tadi, waktu udah menunjukkan pukul 05.50. Ini udah telat banget, aku cemas.

Dan ternyata teman2 udah masuk ke dalam bis, tp aku mendengar kabar bahwa ada salah satu teman yang kecelakaan. Aku deg-degan, cemas, sedih, dan kaget. Semuanya bercampur jadi satu. Mb d2, mb eva, dan mb Nrk melihat keadaan mb vt ke RS PMI. Aku dapat cerita kalau mb vt mengerang kesakitan. Kakinya sebelah kiri remuk dan akan diamputasi. Semua yang ada dalam bis pun kaget dan kami berdoa bersama, mb eva jg memberi tahu ke teman2 seluruh Indo. Semuanya mendoakan agar gak terjadi apa2 sama mb vt.

Kamipun sampai di HI, tubuh kami ada di HI tapi fikiran masih tinggal di Bogor. Ditengah pekikan takbir, kamipun berdoa. Aku sudah melupakan masalah tadi, yang ada ingatan ke mb vt. Kami memutuskan setelah aksi, langsung menuju RS.
(Kita kembali cerita tentang aksi). Gema takbir di jalanan, menambah semangat kami. Diiringin dg yel-yel..
"Hapus Korupsi dengan Syariah
Hapus Korupsi dengan Khilafah",

Aksi selesai jam 11.00 kurang. Kami meluncur ke Bogor. Bis melaju dengan kencangnya, tapi hampir nyampe di tol terakhir bisnya ngadat truz, bispun diperbaiki. Alhamdulillah bisnya bisa jalan lagi, tapi diluar dugaan bisnya ngadat lagi. Itu terjadi beberapa kali. Setelah keluar dari tol kami memutuskan untuk turun dan naik angkot. Kami bareng2 naek angkot menuju PMI. Ketika nyampe disana mb vt lg dioperasi. Alhamdulillah tulang kakinya gak retak, tp daging kakinya yang terurai. Subhanallah mb vt cukup kuat, dari kecelakaan sampai dia dioperasi tetap sadar. Itulah kekuasaan Allah, Allah masih sayang mb vt dan kita semua. Kejadian ini mengingatkan kita semua agar harus banyak bersyukur pada Allah. Begitu nikmatnya kesehatan itu, benar kata Opick "ingat 5 perkara sebelum 5 perkara, ingat sehat sebelum sakit.

Beberapa saat kemudian, mb vt keluar dari ruang operasi. Dia hanya tersenyum, dan bilang aku gpp kok. Tp ketika dia lihat kakinya, dia mulai sedih. Mb eva dan teman-teman menguatkannya. Kami sudah cukup lega dengan kondisi mb vt. Dan ini akan menjadi penggugur dosanya yang lalu.


***** Aku hanya mengucapkan asma Allah. Tanpa Allah, ini gak berarti apapun. Bisa jadi kakinya diamputasi. Allah maha pengasih lagi maha penyayang....*****

__PINTAKU__

Oleh : Suci Rahmadini

Ruang gerak dan kendaliku
Mengitari lingkaran puing tubuhku.
Menjerat leher tercekik dg kuatnya.
Kuat dan semakin kuat, membuat aku susah keluar dr jeratannya. (lebay *mode on*, tp memang ini kenyataannya).

Ya Allah, aku manusia lemah dan terbatas. Kemampuanku tuk berfikir mencari solusi dr tiap masalah kian terbatas.
Ya Allah, aku hamba yg dhoif. Susah untuk keluar dr jeratan masalah.
Aku tau, Engkau tidak akan menguji hamba-Mu melebihi kemampuannya.
Ya Allah, dg segala kerendahan hati aku meminta. Ampunilah hamba-Mu ini, kuatkanlah punggung hamba untuk menghadapi cobaan yg engkau berikan. Aku takut kalau ini merupakan azab-Mu...

Dg uraian air mata, hamba memohon. Lindungilah hamba, keluarga hamba, n saudara2 hamba.
Ya Allah, ampunilah dosa2 kami krna telah lalai dr perintah-Mu.
Maafkanlah kami, jika kurang bersyukur atas nikmat yg engkau berikan..


**Kosan AM, ditengah lburan semester 4.
09.01 wib, merenung mode on**